Rabu, 21 Agustus 2013

ANALISIS PELAKSANAAN KEBUDAYAAN MELAYU PADA HARI JUM’AT DI BATAM

Karya Ilmiah ini Disusun dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Oleh :
Agung Adji Santosa S
Kelas: XII-IA6/02
095537

LEMBAGA PERGURUAN TAMAN TARUNA NUSANTARA
SMA TARUNA NUSANTARA
2011/2012


HALAMAN MOTTO


“Rasa percaya diri sejati bukan tumbuh dari tiadanya rasa takut dalam diri anda
Namun ia tumbuh dari keyakinan terus melakukan walaupun takut setengah mati”

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karunia-Nya, saya dapat menulis karya tulis ini dengan sebaik mungkin. Walaupun dalam pelaksanaan masih banyak kekurangan, dan saya menyadari bahwa manusa tidak ada yang sempurna, yang sempurna hanyalah Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun karya tulis ini ditulis untuk memberikan informasi mengenai pelaksanaan kebudayaan melayu khususnnya di pulau Batam yang wilayahnya terletak di Provinsi Kepulauan Riau yang budayanya kental dengan budaya melayu walaupun masyarakatnya heterogen yang terdiri dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, dan memberi panduan bagi kelas X maupun kelas XI yang nanti akan ditugasi membuat karya tulis.
Selain memberikan informasi mengenai keadaan budaya melayu di Pulau Batam, karya tulis ini disusun sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional Bahasa Indonesia kelas XII tahun ajaran  2011/2012
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini dapat terselesaikan karena ada jasa baik oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Kepala sekolah SMA Taruna Nusantara, bapak Brigjen TNI (purn) Bambang Sumaryanto, SE.,MM.
2.      Ayah dan ibu atas doa, dukungan dan motivasi untuk membuat karya tulis ini
3.      Ibu Dra. C. Tuti Iba W, dan ibu Dra. Prima Krist A. Th yang telah memberikan bimbingan, saran dan petunjuk demi terselaikan nya karya tulis ini.
4.      Wali kelas XII- IA6, bapak Kuncoro PR.
5.      Semua piha yang memberikan bantuan dan jasa baik guna penyelaian tugas karya tulis ini.

Sekian, hasil karya tulis ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, apabila ada kekurangan mohon dapat dimaafkan karena sebagai manusia saya menyadari


ABSTRAKSI

SURYAHUSADA, AGUNG ADJI SANTOSA. 2011. Analisis Pelaksanaan Kebudayaan Melayu pada Hari Jum’at di Batam. Karya Tulis : SMA Taruna Nusantara, Magelang.
            Batam adalah pulau yang memiliki penduduk bermacam-macam suku. Untuk melestarikan suku asli dari pulau ini, maka Pemko Batam mengeluarkan kebijakan bahwa setiap hari Jum’at seluruh masyarakat wajib melestarikan budaya melayu. Tingkat sekolah negeri melestaikan budaya melayu dengan cara mewajibkan seluruh siswanya untuk mengenakan pakaian melayu sesuai dengan seragam masing-masing setiap hari jum’at. Dan mewajibkan  untuk menari bersama, tarian melayu dengan diiringi musik melayu. Di tingkat pejabat Pemko Batam mewajibkan seluruh anggotanya untuk mengenakan pakaian melayu dengan motif bebas.
            Adapun tujuan penulis membuat karya tulis ini adalah untuk mengetahui alasan dilestarikan budaya melayu pada hari Jum’at dan mengetahui budaya melayu apa saja yang dilestarikan.
            Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada 10 teman-teman sejawat  yang ada di kompleks sebagai sampel dan kepada 10 pejabat Pemko Batam yang ada di Puskesmas Baloi Permai Batam sebagai sampel. Dari persebaran angket yang diberikan, dapat diketahui bahwa budaya melayu yang diterapkan di Batam diantaranya adalah baju melayu, tarian melayu dan lagu-lagu melayu dari budaya tersebut seluruhnya dilestarikan pada hari Jum’at
            Kesimpulannya adalah seuruh budaya melayu banyak yang dilestarika pada hari Jum’at, karena hari Jum’at adalah hari yang mulia bagi umat islam. Buadaya  yang dilestarikan adalah baju melayu, tarian melayu dan lagu-lagu melayu. 

ABSTRACT

SURYAHUSADA, AGUNG ADJI SANTOSA. 2011. Implementation Analysis of Malay Culture in Batam on Friday. Essay: Taruna Nusantara Senior High School,Magelang.
            Batam is an island that has a diverse ethnic population. To preserve the native tribes of this island, Batam City Government then issued a policy that every Friday at the whole of society must preserve Malay culture. Public school level preserve Malay culture by requiring all students to wear uniforms in accordance with their respective uniform every Friday and obliges to dance together, dancing to the accompainment of music malay. Batam City Government level officials obliges all members to wear clothing with a pattern free malay.
            The purpose of this paper the authors  is to determine why the Malay culture preserved on Friday and find out what Malay culture preserved.
             The research was done by spreading the questionnaire to 10 peers in the complex as a sample and the 10 officials Batam Government City in Batam Permai Baloi health center as a sample. From the distribution of questionnaires is given, can be seen that Malay culture is applied in Batam include clothes melayu, malay dances and songs from the Malay culture is entirely conserved on Friday
            The conclusion is that many Malay culture  on Friday, because Friday was a glorious day for Muslims. Buadaya preserved is Malay dress, dances and songs malay.


BAB I
PENDAHULUAN

A.         Latar belakang
Indonesia adalah negara yang mempunyai penduduknya bermacam-macam suku. Suku ini tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahkan masing-masing pulau besar Indoneisa rata-rata memilikisuku lebih dari 10 suku. Dari keberagaman suku ini dapat disatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika yang terdapat dalam dasar negara Pancasila sebagai lambang ikatan persatuan bangsa, konon sudah diuji kesaktiannya. Adapun makna dari Bhineka Tunggal Ika adalah “ Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu”yang artinya  walaupun bangsa kita terdiri dari berbagai macam suku tapi kita harus tetap satu yaitu sebagai bangsa Indonesia.
Disini saya hanya akan membahas tentang keberadaan suku melayu khususnya dalam hal pelaksanaannya di Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Di Batam sendiri juga terdapat berbagai macam suku, suku ini hidup berdampingan satu sama lain membentuk satu kesatuan yang harmonis dalam keberagaman suku yang ada. Banyak suku di Batam rata-rata berasal dari kaum pendatang, suku-suku tersebut antara lain: suku Jawa, Minang, Melayu, Batak, Sulawesi, Aceh bahkan  Flores dan Papua  juga terdapat di pulau ini. Suku-suku pendatang tersebut datang karena tertarik dengan pulau Batam yang dijadikan percontohan kota industri di Indonesia. Sebagai daerah percontohan, Pulau Batam sangat rentan dengan arus  budaya dari luar karena berbatasan langsung dengan negara Singapura yang terletak di sebelah utara Pulau Batam. Namun dari strategisnya wilayah Pulau Batam, budaya melayu masih menunjukkan keeksistensinya dan masih terpelihara oleh zaman.

B.         Rumusan Masalah
1.      Mengapa kebudayaan melayu banyak diterapkan pada hari Jum’at di Batam?
2.      Apa saja kesenian melayu yang ditampilkan oleh beberapa sekolah pada hari Jum’at?
3.      Apa saja budaya melayu yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pada hari Jum’at di Batam?
4.      Bagaimana peranan pemerintah Kota Batam, agar antar  budaya melayu dapat terjaga?
5.      Apa saja hubungan antara kebudayaan melay dengan kebudayaan islam?
C.         Tujuan
1.      Mengetahui alasan diterapkan budaya melayu pada hari Jum’at di Batam
2.      Mengetahui kesenian melayu apa saja yang ditampilkan oleh beberapa sekolah pada hari Jum’at
3.      Mengetahui budaya melayu apa saja yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pada hari Jum’at di Batam?
4.      Mengetahui peranan pemerintah agar budaya melayu di Batam dapat terjaga
5.      Menganalisa keterkaitan antara kebudayaan melayu dengan kebudayaan islam Indonesia
D.         Manfaat
1.      Bagi Penulis
Adapun manfaat bagi penulis adalah memperdalam ilmu yang telah diketahui Dan mengaplikasikannya dalam kehidupan yang nyata.
2.      Bagi Pembaca
Manfaatnya adalah sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan sekaligus sebagai bahan referensi untuk bahan karya tulis.
E.         Hipotesis
               Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penulis mempunyai hipotesis bahwa pelaksanaan kebdayaan melayu pada hari Jum’at di Batam ada keterkaitannya dengan kebudayaan Islam, maksudnya melayu ada huungannya dengan ajaran agama islam.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Penduduk Pulau Batam
1.     Suku
Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Suku yang dominan antara lain: Jawa, Melayu, Batak, Minangkabau, dan Tionghoa. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika, Batam menjadi kondusif dalm menggerakkan kegiatan ekonomi, sosial, politik, serta budaya dalam masyarakat. Hingga Maret 2011, Batam telah berpenduduk 1.081.527 jiwa dan memiliki laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2011 memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata lebih dari 8 persen per tahun.

2.       Agama
         Islam adalah agama mayoritas di Kota Batam, dengan penganut sebanyak 76,69% dari seluruh penduduk kota. Diikuti oleh penganut Kristen (17,02%) , Budha (5,79%), dan Hindu (0,40%). Agama Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutamayan berasal darisuku Batak dan Flores. Agama Budha kebanyakandianut oleh masyarakat Tionghoa

B.     Sejarah Orang Melayu di Batam
            Sebelum Batam berkembang dahulu Batam dihuni oleh orang melayu yang dikenal dengan nama orang selat atau orang laut. Penduduk ini paling tidak telah menempati wilayah Batam sejak zaman kerajaan Tumasik (Singapura) dipenghujung tahun 1300 atau awal abad ke 14. Ada catatan lagi, kemungkinan Pulau Batam telah didiami oleh orang laut sejak tahun 231 M. Pada masa jayanya Kerajaan Malaka, Pulau Batam berada dibawah kekuasaan Laksamana Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, kekuasaan atas Batam dipegang oleh Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan ( kini P. Bintan). Ketika Hnag Nadim wafat, pulau ini berada di bawah kekuasaan Sultan Johor sampai pertengahan abad ke 18. Dengan hadirnya kerajaan Riau Lingga dan terbentuknya jabatan Yang Dipertuan Muda Riau, maka Pulau Batam beserta pulau-pulau lainnya berada di bawah kekeuasaan Yang Dipertuan Muda Riau, sampai berakhirnya kerajaan Melayu Riau pada tahun 1911.

1.    Sejarah Orang Laut
            Orang laut merupakan keturunan dari bangsa Deutro Melayu atau yang dikenal Melayu Muda. Gelombang  migrasi ras Melayu Muda datang sesudah tahun 1500 SM. Golongan ini menyebabkan Proto Melayu menyingkir ke pedalaman, sisanya bercampur lagi dengan pendatang-pendatang dan berbagai golongan berasal dari berbagai penjuru Nusantara. Percampuran ini menghadirkan suku-suku bangsa Melayu. Mereka inilah penduduk mayoritas yang mendiami kawasan Riau. Suku-suku bangsa Melayu Riau menghadirkan sub-sub suku bangsa Melayu Siak, Melayu Bintan, Melayu Rokan, Melayu Kampar, Melayu Kuantan, dan Melayu Indragiri.
            Bahasa Melayu Riau dibedakan sebagai dialek bahasa Melayu Riau kepulauan dan pesisir serta Melayu Riau daratan. Dialek pertama adalah sub dialek Tambelan, Tarempa,  Bunguran, Singkep, Penyengat dan lain-lain. Sementara dialek kedua adalah sub dialek Kampar, Rokan, Kuatan, Batu Rijai, Peranap dan lain-lain. Disamping itu masih terdapat bahasa-bahasa orang asli seperti bahasa Sakai, bahasa Orang Laut, bahasa Akit dan bahasa Talang Mamak.

Melayu mencakup dasar pengertian  melayu sebagai ras serta melayu sebagai etnis (suku bangsa) dengan adat istiadatnya. Perubahan politik menyebabkannya terberai menjadi negara-negara dengan bentuk pemerintahan dan kebudayaan yang berbeda, termasuk Indonesia , Malaysia, Singapura, Brunei dan Filiphina. Melayu sebagai suku atau bagian dari suku itu sendiri . Dalam kekinian, melayu berkehidupan dengan adat istiadat dan bahasa melayu, terutaa di sepanjang pantai timur Pulau Sumatra hingga Kalimantan Barat, denga pusat di Riau (kepulauan dan daratan) hingga ke Semenanjung Malaka. Melayu dapat dipilah berdasarkan kategori sbagai berikut:

a)                  Melayu tidak totok ( tidak murni)
Merupakan kelompok orang-orang laut yang semula hidup  di laut kemudian menetap di daratan di pulau-pulau kecil sekitar Riau sebagai komunitas-komunitas kecil dengan adat-istiadat melayu dan berbicara dengan dialek khas seperti orang Galang, di Pulau Karas dan Pulau Galang, orang Barok di Pulau Penuba, orang Kuala di Pulau Kundur dan Pulau Rempang. Mantang dan Posek adalah komunitas tetap di laut terdiri dari 7- 8 sampan yang berukuran 3- 4 meter hidup berkeluarga dan beranak cucu sambil berkelana dari suatu tempat ke tempat lain sesuai keadaan musim. Komunitas ini yang pertama kali singgah di Batam kemudian menetap disisni.



b)                  Melayu  totok (murni)
Merupakan orang-orang melayu yang lahir berasal dari Melayu itu sendiri berbahasa dan adat-istiadat Melayu. Artinya, semula Melayu tidak totok tetapi memiliki jabatan dan kedudukan, tinggal di lngkungan Riau yang dahulu menjadi pusat pemerintahan Kerajaaan Riau Lingga di Daik, dan Pulau Penyengat.


A.          Kebudayaan Melayu Pulau Batam
         Kesenian Melayu di Batam ada kesamaan dengan kesenian melayu yang ada di Provinsi Riau ( Riau daratan). Sebelum Batam termasuk dari Provinsi Kepulauan Riau, daerah ini termasuk dalam Kabupaten Kepulauan Riau , Provinsi Riau. Setelah itu pada tahun 1999 Batam berubah menjadi daerah kota administrativ, kemudian pada tahun 2002 daerah Kabupaten Kepulauan Riau memisahkan diri dari Provinsi Riau membentuk Provinsi Kepulauan Riau bersama Kota Batam dengan ibukota berada di Kota Tanjung Pinang.
            Adapun kesenian yang berkembang di Batam terdiri dari berbagai macam seni yaitu: kesenian tari, kesenian pakaian, kesenian musik, kesenian permainan, kesenian alat musik, dan kesenian syair.

1)                  Kesenian Tari
            Kesenian yang berkembang diantaranya adalah: tari Zapin =, tari makyong, tari Joget Lambak      , tari Engku Puteri, tari Joget Makcik Norma, tari Balqis dan ari Persembahan. Dar sekian banyak tariannya yang palg banyak dipetaskan adalah tari Persembahan, dan tari Zapin. Tari Perembahan adalah tari yang dpentaskan ketika ad momen kedatangan tamu dari daerah lain dan dilaksanakan ketika pembukaan suatu acara resmi. Sedangkan tari Zapin dan tari Persembahan dilaksanakan ketika Jum’at pagi.

1)        pakaian adat melayu.jpgKesenian pakaian
Hampir semua daerah yang ada di Provinsi Kepri ( sebutan Kepulauan Riau) adalah sama pakaiannya, yaitu: baju melayu. Kalau di Batam dikenal dengan nama “ Baju Kurung”. Baju ini bentuknya bermacam-macam. Ada yang disebut cekak musang, pesak sebelah, gunting jubah, kancing tujuh, teluk belanga. Sedagkan kelengkapan bagi kaum pria adalah tanjak, yaitu penutup kepala yang terbuat dari kain songket. Tanjak ada beberapa macam. Namun ada dua tanjak yang boleh dipakai siapa saja yaitu tanjak Balong Ayam dan Elang Menyongsong Angin. Juga terdapat yang namanya “Destar” yaitu pengikat kepala yang terbuat dari belacu atau katun, perlengkapan lain adalah sandal. Perlengkapan untuk kaum hawa pula baju kurung tulang belur, kebaya pendek, baju kurung pendek, sanggul, jurai, kote-kote, dan sebagainya. Biasanya pakaian adat melayu ini menunjukkan kelas dari seseorang yang mengenakannya. Baju kurung ini dipakai setiap hari jum’at mulai dari SD, SMP, SMA negeri di Kota Batam serta beberapa kantor pemerintahan akan memakai baju ini.


2)        Kesenian Musik
       Musik melayu dalam bentuk langgam atau senandung, musik joget, musik Zapin, musik silat, musik Inang, musik Ghazal, musik Boria, musik Bangsawan, musik Barongsai dan musik dangdut.
3)        Kesenian alat musik
       Kesenian alat musik diantaranya adalah: kompang dan gendang, digunakan ketika ada acara keislaman dan pembukaan acara melayu
4)        Kesenian permainan rakyat
        Kesenian yang berkembang antara lain : kesenian perahu jong, gasing dan layang-layang.
5)        Kesenian Syair
       Kesenian syair yang paling terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Gurindam ini dibacakan pada saat pelajaran arab melayu di kelas. Selain Gurindam Dua Belas terdapat kesenian Ghazal da berbalas pantun. Kesenian berbalas pantun dilakukan ketika ada acara besar di Batam

A.     Kebudayaan Islam
1)        Sastra
       Pada kebudayaan melayu berkembang sya’ir terutama yang digubah Hamzah Fansuri brupa suluk ( kitab yang membentangkan persoalan tasawuf). Suluk yang digubah Fansur4i ini diantaranya Sya’ir Perahu, Sya’ir Burung Pingai, Asrar al-Arifin dan Syarab al-Asyiqin.
2)        Seni Ukir
       Ajaran islam ( terutama di Saudi Arabia) melakukan pelarangan kreasi makhluk bernyawa ke dalam seni. Larangan ini pun di pegang teguh oleh orang-orang-orang islam Indonesia. Sebagai gantinya, mereka aktif membuat kaligrafi dan ukiran yang tersamar. Misalnya bentuk dedaunan, bunga, bukit-bukit karang, pemandangan, serta garis-garis geometris. Termasuk ke dalamnya pembuatan kaligrafi  huruf arab.

3)        Bahasa
       Awalnnya, konversi islam terjadi di Semenanjung Malaya dan sekitarnya. Menyusul konversi tersebut, penduduknya meneruskan penggunaan bahasa melayu. Melayu ini digunakan sebagai bahasa dagang dan banyak digunakan di bagian barat kepulauan Indonesia. Sesuai dengan perkembangan awal islam, bahasa melayu pun telah memaskkan sejumlah kosakata Arab ke dalam struktur bahasanya. Bahkan, Taylor mencatat sekitar 15% dari kosakata bahasa melayu merupakan adaptasi dari bahasa Arab. Selain itu juga terdapat tulisan arab melayu yang mengadopsi tulisan arab yang bahasanya melayu-Indonesia.

( Gbr. Tulisan Arab Melayu di salah satu sudut jalan Kota Batam)

BAB III
METODE PENELITIAN


A.               Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu penulis melihat secara langsung di lapangan dan dulu sewaktu SD dan SMP ikut merasakan juga melestarikan budaya melayu pada hari Jum’at di Batam
Selain itu penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penulis menjelaskan hasi penelitian berupa kata-kata dan kalimat.

B.               Obyek Penelitian
a. Lokasi penelitian     : Komp. Culindo dan Puskesmas Baloi Permai
b. Waktu penelitian     : Siang hari
c. Populasi                   : 40 orang
d. Sampel                    : 20 orang

C.               Teknik pengumpulan data
Adapun pengumpulan data dilakukan dengan membuat angket yang diberikan kepada teman-teman sejawat dan pejabat Pemko Batam di Puskesmas Baloi Permai. Untuk memperkuat hasil penelitian pengumpulan data juga dengan mencari segala informasi yang ada di internet.
Selain membuat angket dan mencari informasi di internet, penulis juga mengamati keadaan sekitar pada hari jum’at yaitu di instansi pemerintah, pusat industri, pusat perbelanjaan, tempat penginapan (hotel), tempat kesehatan (rumah sakit dan puskesmas setempat) dan sekolahan

D.          Teknik analisis data
          Berupa deskripsi data yang berupa data-data (dimulai dari pengumpulan data, pengelompokkan data, analisis dan kesimpulan.
          Selain bentuk deskriptifnpenulis juga menmpilkan data berupa statistik (hitungan statistik) dari keseluruhan presentase yang menjawab pertanyaan masing-masing.

BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.          Deskripsi data
        Dari hasil persebaran beberapa angket dapat diketahui bahwa hasilnya sebagai berikut:

1. Pengetahuan bapak/ibu tentang budaya melayu.
 \
2.      Dari mana bapak/ibu mengetahui budaya melayu?

1.      Dimana bapak/ibu mengetahui atau melihat budaya melayu diterapkan?


1.      Budaya melayu apa saja yang banyak ditemui di Kota Batam?


5.    Menurut bapak/ibu adakah hubungan antara baju kurung melayu dengan budaya islam, yang diterpkan pada hari jum’at di Batam?


6.              Menurut bapak/ibu apa alasannya banyak budaya melayu yang diterapan pada hari jum’at?

7. Bagaimana peran pemerintah agar budaya melayu di Batam tetap terjaga?


1.      Menurut pengamatan bapak/ibu budaya apa sajayang banyak ditampilkan oleh sekolah?







B.     Analisis data
           Dari hasil yang telah disebar dan diamati bahwa masyarakat Kota Batam masih kental dengan budaya melayunya, walaupun banyak terjadinya pembauran antara suku-suku yang ada di Indonesia namun masyarakat melayu yang ada di Batam masih bisa menunjukkan keeksisan budayanya, salah satu jalan yang ditempuh oleh pemerintah Kota Batam adalah memberikan kebijakkannya pada hari jum’at seluruh masyarakat Kota Batam wajib mengenakan baju melayu yang dikenal selama ini adalah baju kurung melayu.
              Dari segi pelaksanaannya, awalnya masih janggal karena orang yang tidak biasa memakai baju berkain panas ini, disuruh untuk mengenakannya pada hari jum’at. Silih bergantinya waktu demi waktu masyarakat mulai beradaptasi untuk bisa mengenakan baju melayu pada jam kerja, mulai dari anak sekolah negeri sampai pejabat pemerintah Kota Batam pada hari jum’at di Batam
              Memang tidak mudah untuk mengenakan baju melayu ini, karena baju melayu ini identik degn islam dalam pemkaiannya, yaitu menutupi seluruuh bagian tubuh, mulai dari laki-laki dalam pelaksanaannyabiasanya mengenakan kopiah sebagi pengganti tanjak yang biasanya dipakai untuk tutup kepala dan pakaian songket jarang dipakai, jika menggunakan songket hanya untuk menghadiri acara penting. Untuk yang perempuan, rambutnya dikonde kemudian diberi cabang-cabang seperti antena sebagai penghias busana. Untuk pengganti rambut yang diberi konde srba sussah dalam pemakaiannya apalagi untuk anak sekolah dan busana kaum PNS (Pegawai Negeri Sipil) Kota Batam, maka Pemko Batam menggantinya dengan kerudung muslimsebagai penutup kepala untuk menutup aurat.
              Pemakaian busana ini (melayu) diBatam identik dengan agama islam, bagi kaum non-muslim perempuan tidak diwajibkan untuk mengenakan kerudung sebagai penutup kepala, jadi mereka hanya mengenakan busana melayu dari badan hingga mata kaki tanpa kerudung. Bagi kaum non-muslim laki-laki mengenakan kopiah atau peci juga tidak diwajibkan boleh dipakai ataupun tidak dipakai tidak apa-apa sesuai selera maing-masing.
              Dari hasil angket yang disebar dapat dinalisis bahwa masyarakat Kota Batam cukup mengetahui budaya melayu ini disebabkan karena masyarakat Batam penduduknya bermacam-macam suku, mereka mengenali budaya melayu rata-rata dari pembicaraan orang-orang sekitar, kaum pendatang yang semula tidak mengenali sama sekali budaya melayu mereka saling membaur satu sama lain antara suku asli dengan seku pendatang sehingga mereka dapat berbahasa melayu dengan baik. Masyarakat melayu di Kota Batam sering melihat budaya melayu pada acara-acara besar, di sekolahan dan di kantor pemerintahan. Yang paling banyak dilihat sebagian besar adalah d sekolahan, karena pendidikan SD hingga SMA pelaksanaan baju kurung melayu dilaksanakan setiap hari jum’at. Budaya melayu yang paling banyak diterapkan adalah memakai baju kurung melayu , tarian melayu, dan lagu melayu. Untuk baju kurun melayu dan tarian melayu banyak diterapkan di sekolahan. Untuk lagu melayu biasanya ditemui pada masyarakat melayu yang suka menyanyikan lagu melayu di kampungnya dan ditemui pada acara perkawinan suku, ras melayu, serah terima jabatan pimpinan Pemko Batam, acara promosi daerah, acara bazar besar dan acara kecil lainnya. Banyak orang yang mengatakan bahwa antara baju kurung melayu dan budaya islam ada hubungannya yang sangat menonjol. Diantaranya adalah baju melayu sengaja dibuat untuk menutupi aurat, hal ini mengingatkan kita untuk selalu menutupi auat dimanapun berada, walaupun pesan ini sangat implisit dan tidak dipikirkan banyak orang, sesunggguhnya makna yang terkandung didalamnya sangatlah besar.
              Pemakaian baju melayu ini kebanyakan dilaksanakan pada hari jum’at, mulai dari sekolah hingga Pemko Batam. Hal  ini disebabkan karena mengingatkan kita, setelah melakuakan pekerjaan pada siang hari jam 11 siang agar tidak lupa untuk melaksanakan Sholat Jum’at, dan mengingatkan kita bahwa budaya mwlayu di batam masih tetap ada.
              Adapun budaya melayu yang paling banyak ditampilkan oleh sekolah-sekolah negeri di Pulau Batam adalah tarian melayu, baju melayu dan musik melayu. Untuk pemakaian baju melayu dilaksanakan pada hari jum’at saat KBM  ( Kegiatan Belajar Mengajar) pukul 07.25-11.30 WIB, untuk tarian melayu dilaksanakan sebelum jam KBM, yaitu pukul  07.00-07.25 WIB. Sebagai teknisnya adalah seluruh siswa dikupulkan dalam satu lapanagan kemudian dipandu dengan penari profesional yang berasal dari siswa itu sendiri. Siswa menari menggunakan seragam melayu sekolah masing-masing dan diiringi oleh musik melayu, biasanya lagu melayu yang diputar sebanyak tiga, masing-masing durasinya berkisar 5-6 menit, sehingga tarian yang ditampilkan sebanyak tiga juga. Tarian paling utam adalah “Tari Persembahan”, tarian ini dibawakan pada saat awal menari lalu dilanjuutkan dengan tarian berikutnya.

BAB V
PENUTUP
A.          Kesimpulan
              Batam merupakan pulau yang dijadikan kota, dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat sehingga menjadikan kota ini menempati urutan kedua kota terbesar setelah Medan untuk wilayah Sumatera. Dahulu Batam dihuni oleh orang laut yang hidupnya berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lainnya, lama kelamaan makin membesar sehingga menempati sebagian wilayah Pulau Batam.
              Karena lokasinya sangat strategis dengan jalur lintas dunia dan banyaknya kebudayaan masyarakat bercampur degan kebudayaan luar, maka Pemko Batam membuat peraturan untuk menjaga identitas buday melayu agar tetap terjaga. Peraturannya adalah agar setiap hari jum’at seluruh sekolah negeri sampai pejabat Pemko Batam mengenakan baju melayu.
              Pelaksanaan kebudayaan melayu ini memang sengaja dilaksanakan pada hari jum’at, karena hari jum’at adalah hari yang sangat mulia bagi umat islam dan pada hari jum’at bannyak terjadi peristiwa-peristiwa pentig bagi umat islam. Karena sebagian orang melayu banyak beragama islam,  maka islam dijadikan sebagai akar dari kebudayaan melayu. Alasan lain lagi diterapkan budaya melayu pada hari jum’at adalah untuk menumbuhkan sikap kecintaan terhadap nilai-nilai luhur budaya melayu yang berlandaskan islam, sekaligus membuktikan bahwa budaya melayu di Batam masih ada dan sangat kental denga islam.
              Untuk sekolah negeri tingkat SD hingga SMA sebelum KBM pada hari jum’at diharuskan untuk menari tarian melayu selama 20 menit dengan diiringi musik melayu, tarian yang wajib adalah tarian Persembahan.
              Peranan pemerintah terhadap pelaksanaankebudayaan melayu ini sudah baik, mengena di semua lini mulai dari: sekolah negeri hingga pejabat Pemko Batam.
              Pengaruh budaya islam terhadap budaya melayu sangat banyak. Diantaranya adalah pemakaian busana melayu yang menutupi seluruh bagian tubuh, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga auratnya masing-masing. Sebagaimana yang dijelaskan dalam agama islam ialah setiap individu harus menutupi auratnya masing-masing. Selain pemakaian busana melayu, pengaruh islam juga terdapat pada syair,  pantun, puisi, sajak, Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Contohnya yang paling konkret yaitu pada Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji, terdapat banyak makna/petuah hidup yang diambil dari ajaran islam. Bahkan kata orang melayu penggunaan syair dan pantun terasa lebih berkesan untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang berlandaskan islam.
              Selain pada Gurndam Dua Belas, pengaruh islam juga terdapat pada lagu melayu yang menggunakan alat musik gambus, dan iramanya hampir sama dengan musik arab.
              Pada intinya seluruh budaya melayu rata-rata berasal dari budaya islam. Islam digambarkan sebagai penanda utama bagi orang melayu membedakan orang melayu atau rang tidak melayu. Kuatnya identitas islam dalam diri orang melayu menyebabkan islam tidak bisa dipisahkan dari diri mereka sehingga sampai matipun islam menjadi agama orang melayu.
B.          Saran
              Walaupun budaya melayu kental dengan agama islam beserta budayanya, namun tidak menutup kemungkinan bagi umat nnonislam untuk melaksankannya. Budaya melayu tidak mengenal paksaan untuk melaksankan walaupun mereka yang melaksanakan nya berbeda agama. Sesungguhnya perbedaan agama bukan menjadi faktor penghambat kemjuan buday melayu. Tapi jadikanlah perbedaan agama sebagai pemersatu budaya melayu agar dapat bertahan sepanjang masa.
              Pelaksanaan budaya melayu yang dilakukan oleh Pemko Batam sudah cukup baik, namun dari segi pelaksanaannyadibutuhkan kesadaran dan keikhlasan hati untuk melaksanakannya. Dari korespodensi yang menjawab pertanyaan nomor 7, banyak yang menjawab peranan pemerintah terhadap budaya melayu agar dapt ditingkatkan lagi dan membuat program-program lagi agar lebih eksis.
DAFTAR PUSTAKA 
Nababan, Dian.2008. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta : Kawan      Pustaka
Soekmono, R. 2008. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius

LAMPIRAN I

ANGKET TENTANG PELAKSANAAN BUDAYA MELAYU DI BATAM PADA HARI JUM’AT
Tujuan: Mengetahui pelaksanaan budaya melayu di Batam

1.      Seberapa tahu Saudara tentang budaya melayu?
a.       Tahu banyak
b.      Cukup tahu
c.       Sedikit tahu
d.      Tidak tahu

2.      Dari mana Saudara mengetahui tentang buday melayu?
a.       Dari televisi
b.      Dari internet
c.       Dari media massa
d.      Dari pembicaraan orang

3.      Dimana mengetahui atau melihat melayu diterapkan?
a.       Di sekolahan
b.      Pada acara-acara tertentu
c.       Di kantor pemerintahan
d.      Semua jawaban diatas benar

4.      Budaya melayu apa saja yang banyak ditenui di Kota Batam
a.       Baju kurung, tarian, lagu melayu
b.      Dialek masyarakat
c.       Pilihan a dan b benar
d.      Tidak tahu
5.      Menurut Saudara adakah hubungan antara baju kurung melayu dengan budaya islam, yang direpkan pada hari jum’at di Batam?
a.       Banyak sekali
b.      Sedikit
c.       Tidak sama sekali
d.      Untuk fashion

6.      Menurut Saudara apa alasannya banyakbuday melayu diterpkan pada hari jum’at?
a.       Supaya mengingatkan kita agar melaksanakansholat jum’at setelah bekerja
b.      Agar mengingatkan kita bahwa suku asli Pulau Batam ini masih ada/eksis walaupun banyak suku pendatang
c.       Pilihan a dan b benar
d.      Lainnya

7.      Bagaimana peran pemerintah agar budaya melayu di Batam tetap terjaga?
a.       Biasa  saja
b.      Lebih aktf lagi
c.       Buat program-program baru agar lebih eksis
d.      Lainnya
8.      Menurut pengamatan Saudara buday melayu apa saja yang banyak ditampilkan oleh sekolah?
a.       Tarian melyu dan baju melayu
b.      Musik melayu
c.       Jawaban a dan b benar
d.      Tidak ada








Tidak ada komentar:

Posting Komentar