Karya
Ilmiah ini Disusun dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Ujian Nasional (UN) Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh
:
Agung
Adji Santosa S
Kelas:
XII-IA6/02
095537
LEMBAGA
PERGURUAN TAMAN TARUNA NUSANTARA
SMA
TARUNA NUSANTARA
2011/2012
HALAMAN
MOTTO
“Rasa
percaya diri sejati bukan tumbuh dari tiadanya rasa takut dalam diri anda
Namun
ia tumbuh dari keyakinan terus melakukan walaupun takut setengah mati”
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karunia-Nya, saya dapat menulis karya tulis ini dengan sebaik mungkin. Walaupun
dalam pelaksanaan masih banyak kekurangan, dan saya menyadari bahwa manusa
tidak ada yang sempurna, yang sempurna hanyalah Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun
karya tulis ini ditulis untuk memberikan informasi mengenai pelaksanaan
kebudayaan melayu khususnnya di pulau Batam yang wilayahnya terletak di
Provinsi Kepulauan Riau yang budayanya kental dengan budaya melayu walaupun
masyarakatnya heterogen yang terdiri dari berbagai macam suku yang ada di
Indonesia, dan memberi panduan bagi kelas X maupun kelas XI yang nanti akan
ditugasi membuat karya tulis.
Selain
memberikan informasi mengenai keadaan budaya melayu di Pulau Batam, karya tulis
ini disusun sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional Bahasa Indonesia
kelas XII tahun ajaran 2011/2012
Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini dapat terselesaikan karena ada jasa baik oleh
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Kepala
sekolah SMA Taruna Nusantara, bapak Brigjen TNI (purn) Bambang Sumaryanto,
SE.,MM.
2. Ayah
dan ibu atas doa, dukungan dan motivasi untuk membuat karya tulis ini
3. Ibu
Dra. C. Tuti Iba W, dan ibu Dra. Prima Krist A. Th yang telah memberikan
bimbingan, saran dan petunjuk demi terselaikan nya karya tulis ini.
4. Wali
kelas XII- IA6, bapak Kuncoro PR.
5. Semua
piha yang memberikan bantuan dan jasa baik guna penyelaian tugas karya tulis
ini.
Sekian,
hasil karya tulis ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, apabila ada kekurangan
mohon dapat dimaafkan karena sebagai manusia saya menyadari
ABSTRAKSI
SURYAHUSADA, AGUNG ADJI SANTOSA.
2011. Analisis Pelaksanaan Kebudayaan Melayu pada Hari Jum’at di Batam. Karya
Tulis : SMA Taruna Nusantara, Magelang.
Batam
adalah pulau yang memiliki penduduk bermacam-macam suku. Untuk melestarikan
suku asli dari pulau ini, maka Pemko Batam mengeluarkan kebijakan bahwa setiap
hari Jum’at seluruh masyarakat wajib melestarikan budaya melayu. Tingkat sekolah
negeri melestaikan budaya melayu dengan cara mewajibkan seluruh siswanya untuk
mengenakan pakaian melayu sesuai dengan seragam masing-masing setiap hari jum’at.
Dan mewajibkan untuk menari bersama,
tarian melayu dengan diiringi musik melayu. Di tingkat pejabat Pemko Batam
mewajibkan seluruh anggotanya untuk mengenakan pakaian melayu dengan motif
bebas.
Adapun tujuan penulis membuat karya
tulis ini adalah untuk mengetahui alasan dilestarikan budaya melayu pada hari
Jum’at dan mengetahui budaya melayu apa saja yang dilestarikan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan angket kepada 10 teman-teman sejawat yang ada di kompleks sebagai sampel dan kepada
10 pejabat Pemko Batam yang ada di Puskesmas Baloi Permai Batam sebagai sampel.
Dari persebaran angket yang diberikan, dapat diketahui bahwa budaya melayu yang
diterapkan di Batam diantaranya adalah baju melayu, tarian melayu dan lagu-lagu
melayu dari budaya tersebut seluruhnya dilestarikan pada hari Jum’at
Kesimpulannya adalah seuruh budaya
melayu banyak yang dilestarika pada hari Jum’at, karena hari Jum’at adalah hari
yang mulia bagi umat islam. Buadaya yang
dilestarikan adalah baju melayu, tarian melayu dan lagu-lagu melayu.
ABSTRACT
SURYAHUSADA, AGUNG ADJI
SANTOSA. 2011. Implementation Analysis of
Malay Culture in Batam on Friday. Essay: Taruna Nusantara Senior High
School,Magelang.
Batam is an island that has a diverse ethnic population. To preserve the native tribes of this island, Batam City Government then issued a policy that every Friday at the whole of society must preserve Malay culture. Public school level preserve Malay culture by requiring all students to wear uniforms in accordance with their respective uniform every Friday and obliges to dance together, dancing to the accompainment of music malay. Batam City Government level officials obliges all members to wear clothing with a pattern free malay.
Batam is an island that has a diverse ethnic population. To preserve the native tribes of this island, Batam City Government then issued a policy that every Friday at the whole of society must preserve Malay culture. Public school level preserve Malay culture by requiring all students to wear uniforms in accordance with their respective uniform every Friday and obliges to dance together, dancing to the accompainment of music malay. Batam City Government level officials obliges all members to wear clothing with a pattern free malay.
The purpose of
this paper the authors is to
determine why the Malay culture
preserved on Friday and find out what
Malay culture preserved.
The research was
done by spreading the questionnaire to 10 peers
in the complex as
a sample and the 10 officials Batam Government City in Batam Permai Baloi health center as
a sample. From the distribution
of questionnaires is given,
can be seen that Malay culture is applied
in Batam include clothes
melayu, malay dances
and songs from the Malay culture is entirely
conserved on Friday
The conclusion is
that many Malay
culture on Friday, because Friday
was a glorious day
for Muslims. Buadaya
preserved is Malay
dress, dances and
songs malay.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Indonesia adalah
negara yang mempunyai penduduknya bermacam-macam suku. Suku ini tersebar dari Sabang
sampai Merauke, bahkan masing-masing pulau besar Indoneisa rata-rata
memilikisuku lebih dari 10 suku. Dari keberagaman suku ini dapat disatukan oleh
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang terdapat dalam dasar negara Pancasila sebagai
lambang ikatan persatuan bangsa, konon sudah diuji kesaktiannya. Adapun makna
dari Bhineka Tunggal Ika adalah “
Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu”yang artinya walaupun bangsa kita terdiri dari berbagai
macam suku tapi kita harus tetap satu yaitu sebagai bangsa Indonesia.
Disini saya
hanya akan membahas tentang keberadaan suku melayu khususnya dalam hal
pelaksanaannya di Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Di Batam sendiri
juga terdapat berbagai macam suku, suku ini hidup berdampingan satu sama lain
membentuk satu kesatuan yang harmonis dalam keberagaman suku yang ada. Banyak
suku di Batam rata-rata berasal dari kaum pendatang, suku-suku tersebut antara
lain: suku Jawa, Minang, Melayu, Batak, Sulawesi, Aceh bahkan Flores dan Papua juga terdapat di pulau ini. Suku-suku
pendatang tersebut datang karena tertarik dengan pulau Batam yang dijadikan
percontohan kota industri di Indonesia. Sebagai daerah percontohan, Pulau Batam
sangat rentan dengan arus budaya dari
luar karena berbatasan langsung dengan negara Singapura yang terletak di
sebelah utara Pulau Batam. Namun dari strategisnya wilayah Pulau Batam, budaya
melayu masih menunjukkan keeksistensinya dan masih terpelihara oleh zaman.
B.
Rumusan
Masalah
1. Mengapa
kebudayaan melayu banyak diterapkan pada hari Jum’at di Batam?
2. Apa
saja kesenian melayu yang ditampilkan oleh beberapa sekolah pada hari Jum’at?
3. Apa
saja budaya melayu yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pada hari Jum’at
di Batam?
4. Bagaimana
peranan pemerintah Kota Batam, agar antar
budaya melayu dapat terjaga?
5. Apa
saja hubungan antara kebudayaan melay dengan kebudayaan islam?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
alasan diterapkan budaya melayu pada hari Jum’at di Batam
2. Mengetahui
kesenian melayu apa saja yang ditampilkan oleh beberapa sekolah pada hari
Jum’at
3. Mengetahui
budaya melayu apa saja yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pada hari
Jum’at di Batam?
4. Mengetahui
peranan pemerintah agar budaya melayu di Batam dapat terjaga
5. Menganalisa
keterkaitan antara kebudayaan melayu dengan kebudayaan islam Indonesia
D.
Manfaat
1. Bagi
Penulis
Adapun
manfaat bagi penulis adalah memperdalam ilmu yang telah diketahui Dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan yang nyata.
2. Bagi
Pembaca
Manfaatnya
adalah sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan mengetahui
apa yang sebenarnya terjadi dan sekaligus sebagai bahan referensi untuk bahan
karya tulis.
E.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah, penulis mempunyai hipotesis bahwa pelaksanaan kebdayaan melayu
pada hari Jum’at di Batam ada keterkaitannya dengan kebudayaan Islam, maksudnya
melayu ada huungannya dengan ajaran agama islam.
BAB
II
LANDASAN TEORI
A.
Penduduk Pulau Batam
1. Suku
Masyarakat Kota
Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan
golongan. Suku yang dominan antara lain: Jawa, Melayu, Batak, Minangkabau, dan
Tionghoa. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhineka
Tunggal Ika, Batam menjadi kondusif dalm menggerakkan kegiatan ekonomi, sosial,
politik, serta budaya dalam masyarakat. Hingga Maret 2011, Batam telah
berpenduduk 1.081.527 jiwa dan memiliki laju pertumbuhan penduduk yang sangat
tinggi. Dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2011 memiliki angka pertumbuhan
penduduk rata-rata lebih dari 8 persen per tahun.
2.
Agama
Islam adalah agama
mayoritas di Kota Batam, dengan penganut sebanyak 76,69% dari seluruh penduduk
kota. Diikuti oleh penganut Kristen (17,02%) , Budha (5,79%), dan Hindu
(0,40%). Agama Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam,
terutamayan berasal darisuku Batak dan Flores. Agama Budha kebanyakandianut
oleh masyarakat Tionghoa
B. Sejarah Orang
Melayu di Batam
Sebelum Batam berkembang dahulu
Batam dihuni oleh orang melayu yang dikenal dengan nama orang selat atau orang
laut. Penduduk ini paling tidak telah menempati wilayah Batam sejak zaman
kerajaan Tumasik (Singapura) dipenghujung tahun 1300 atau awal abad ke 14. Ada
catatan lagi, kemungkinan Pulau Batam telah didiami oleh orang laut sejak tahun
231 M. Pada masa jayanya Kerajaan Malaka, Pulau Batam berada dibawah kekuasaan
Laksamana Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, kekuasaan atas Batam dipegang oleh
Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan ( kini P. Bintan). Ketika Hnag
Nadim wafat, pulau ini berada di bawah kekuasaan Sultan Johor sampai
pertengahan abad ke 18. Dengan hadirnya kerajaan Riau Lingga dan terbentuknya
jabatan Yang Dipertuan Muda Riau, maka Pulau Batam beserta pulau-pulau lainnya
berada di bawah kekeuasaan Yang Dipertuan Muda Riau, sampai berakhirnya
kerajaan Melayu Riau pada tahun 1911.
1.
Sejarah Orang
Laut
Orang laut merupakan keturunan dari
bangsa Deutro Melayu atau yang dikenal Melayu Muda. Gelombang migrasi ras Melayu Muda datang sesudah tahun
1500 SM. Golongan ini menyebabkan Proto Melayu menyingkir ke pedalaman, sisanya
bercampur lagi dengan pendatang-pendatang dan berbagai golongan berasal dari
berbagai penjuru Nusantara. Percampuran ini menghadirkan suku-suku bangsa
Melayu. Mereka inilah penduduk mayoritas yang mendiami kawasan Riau. Suku-suku
bangsa Melayu Riau menghadirkan sub-sub suku bangsa Melayu Siak, Melayu Bintan,
Melayu Rokan, Melayu Kampar, Melayu Kuantan, dan Melayu Indragiri.
Bahasa Melayu Riau dibedakan sebagai
dialek bahasa Melayu Riau kepulauan dan pesisir serta Melayu Riau daratan.
Dialek pertama adalah sub dialek Tambelan, Tarempa, Bunguran, Singkep, Penyengat dan lain-lain.
Sementara dialek kedua adalah sub dialek Kampar, Rokan, Kuatan, Batu Rijai,
Peranap dan lain-lain. Disamping itu masih terdapat bahasa-bahasa orang asli
seperti bahasa Sakai, bahasa Orang Laut, bahasa Akit dan bahasa Talang Mamak.
Melayu mencakup dasar
pengertian melayu sebagai ras serta
melayu sebagai etnis (suku bangsa) dengan adat istiadatnya. Perubahan politik
menyebabkannya terberai menjadi negara-negara dengan bentuk pemerintahan dan
kebudayaan yang berbeda, termasuk Indonesia , Malaysia, Singapura, Brunei dan
Filiphina. Melayu sebagai suku atau bagian dari suku itu sendiri . Dalam
kekinian, melayu berkehidupan dengan adat istiadat dan bahasa melayu, terutaa
di sepanjang pantai timur Pulau Sumatra hingga Kalimantan Barat, denga pusat di
Riau (kepulauan dan daratan) hingga ke Semenanjung Malaka. Melayu dapat dipilah
berdasarkan kategori sbagai berikut:
a)
Melayu tidak
totok ( tidak murni)
Merupakan
kelompok orang-orang laut yang semula hidup
di laut kemudian menetap di daratan di pulau-pulau kecil sekitar Riau
sebagai komunitas-komunitas kecil dengan adat-istiadat melayu dan berbicara
dengan dialek khas seperti orang Galang, di Pulau Karas dan Pulau Galang, orang
Barok di Pulau Penuba, orang Kuala di Pulau Kundur dan Pulau Rempang. Mantang
dan Posek adalah komunitas tetap di laut terdiri dari 7- 8 sampan yang
berukuran 3- 4 meter hidup berkeluarga dan beranak cucu sambil berkelana dari
suatu tempat ke tempat lain sesuai keadaan musim. Komunitas ini yang pertama
kali singgah di Batam kemudian menetap disisni.
b)
Melayu totok (murni)
Merupakan
orang-orang melayu yang lahir berasal dari Melayu itu sendiri berbahasa dan
adat-istiadat Melayu. Artinya, semula Melayu tidak totok tetapi memiliki
jabatan dan kedudukan, tinggal di lngkungan Riau yang dahulu menjadi pusat
pemerintahan Kerajaaan Riau Lingga di Daik, dan Pulau Penyengat.
A.
Kebudayaan
Melayu Pulau Batam
Kesenian
Melayu di Batam ada kesamaan dengan kesenian melayu yang ada di Provinsi Riau (
Riau daratan). Sebelum Batam termasuk dari Provinsi Kepulauan Riau, daerah ini
termasuk dalam Kabupaten Kepulauan Riau , Provinsi Riau. Setelah itu pada tahun
1999 Batam berubah menjadi daerah kota administrativ, kemudian pada tahun 2002
daerah Kabupaten Kepulauan Riau memisahkan diri dari Provinsi Riau membentuk
Provinsi Kepulauan Riau bersama Kota Batam dengan ibukota berada di Kota Tanjung
Pinang.
Adapun kesenian yang berkembang di
Batam terdiri dari berbagai macam seni yaitu: kesenian tari, kesenian pakaian,
kesenian musik, kesenian permainan, kesenian alat musik, dan kesenian syair.
1)
Kesenian Tari
Kesenian yang berkembang diantaranya adalah: tari Zapin
=, tari makyong, tari Joget Lambak ,
tari Engku Puteri, tari Joget Makcik Norma, tari Balqis dan ari Persembahan.
Dar sekian banyak tariannya yang palg banyak dipetaskan adalah tari
Persembahan, dan tari Zapin. Tari Perembahan adalah tari yang dpentaskan ketika
ad momen kedatangan tamu dari daerah lain dan dilaksanakan ketika pembukaan
suatu acara resmi. Sedangkan tari Zapin dan tari Persembahan dilaksanakan
ketika Jum’at pagi.
1)
Kesenian
pakaian
Hampir semua
daerah yang ada di Provinsi Kepri ( sebutan Kepulauan Riau) adalah sama
pakaiannya, yaitu: baju melayu. Kalau di Batam dikenal dengan nama “ Baju
Kurung”. Baju ini bentuknya bermacam-macam. Ada yang disebut cekak musang,
pesak sebelah, gunting jubah, kancing tujuh, teluk belanga. Sedagkan kelengkapan
bagi kaum pria adalah tanjak, yaitu penutup kepala yang terbuat dari kain
songket. Tanjak ada beberapa macam. Namun ada dua tanjak yang boleh dipakai
siapa saja yaitu tanjak Balong Ayam dan Elang Menyongsong Angin. Juga terdapat
yang namanya “Destar” yaitu pengikat kepala yang terbuat dari belacu atau
katun, perlengkapan lain adalah sandal. Perlengkapan untuk kaum hawa pula baju
kurung tulang belur, kebaya pendek, baju kurung pendek, sanggul, jurai,
kote-kote, dan sebagainya. Biasanya pakaian adat melayu ini menunjukkan kelas
dari seseorang yang mengenakannya. Baju kurung ini dipakai setiap hari jum’at
mulai dari SD, SMP, SMA negeri di Kota Batam serta beberapa kantor pemerintahan
akan memakai baju ini.
2)
Kesenian Musik
Musik melayu dalam bentuk langgam atau
senandung, musik joget, musik Zapin, musik silat, musik Inang, musik Ghazal,
musik Boria, musik Bangsawan, musik Barongsai dan musik dangdut.
3)
Kesenian alat
musik
Kesenian alat musik diantaranya adalah:
kompang dan gendang, digunakan ketika ada acara keislaman dan pembukaan acara
melayu
4)
Kesenian
permainan rakyat
Kesenian yang berkembang antara lain :
kesenian perahu jong, gasing dan layang-layang.
5)
Kesenian Syair
Kesenian syair yang paling terkenal
adalah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Gurindam ini dibacakan pada saat
pelajaran arab melayu di kelas. Selain Gurindam Dua Belas terdapat kesenian
Ghazal da berbalas pantun. Kesenian berbalas pantun dilakukan ketika ada acara besar
di Batam
A. Kebudayaan Islam
1)
Sastra
Pada kebudayaan melayu berkembang sya’ir
terutama yang digubah Hamzah Fansuri brupa suluk ( kitab yang membentangkan
persoalan tasawuf). Suluk yang digubah Fansur4i ini diantaranya Sya’ir Perahu,
Sya’ir Burung Pingai, Asrar al-Arifin dan Syarab al-Asyiqin.
2)
Seni Ukir
Ajaran islam ( terutama di Saudi Arabia)
melakukan pelarangan kreasi makhluk bernyawa ke dalam seni. Larangan ini pun di
pegang teguh oleh orang-orang-orang islam Indonesia. Sebagai gantinya, mereka
aktif membuat kaligrafi dan ukiran yang tersamar. Misalnya bentuk dedaunan,
bunga, bukit-bukit karang, pemandangan, serta garis-garis geometris. Termasuk
ke dalamnya pembuatan kaligrafi huruf
arab.
3)
Bahasa
Awalnnya, konversi islam terjadi di
Semenanjung Malaya dan sekitarnya. Menyusul konversi tersebut, penduduknya
meneruskan penggunaan bahasa melayu. Melayu ini digunakan sebagai bahasa dagang
dan banyak digunakan di bagian barat kepulauan Indonesia. Sesuai dengan perkembangan
awal islam, bahasa melayu pun telah memaskkan sejumlah kosakata Arab ke dalam
struktur bahasanya. Bahkan, Taylor mencatat sekitar 15% dari kosakata bahasa
melayu merupakan adaptasi dari bahasa Arab. Selain itu juga terdapat tulisan arab
melayu yang mengadopsi tulisan arab yang bahasanya melayu-Indonesia.
( Gbr. Tulisan Arab
Melayu di salah satu sudut jalan Kota Batam)
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu penulis melihat secara
langsung di lapangan dan dulu sewaktu SD dan SMP ikut merasakan juga
melestarikan budaya melayu pada hari Jum’at di Batam
Selain
itu penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penulis menjelaskan
hasi penelitian berupa kata-kata dan kalimat.
B.
Obyek
Penelitian
a. Lokasi penelitian : Komp. Culindo dan Puskesmas Baloi Permai
b. Waktu penelitian : Siang hari
c. Populasi : 40 orang
d. Sampel : 20 orang
C.
Teknik
pengumpulan data
Adapun
pengumpulan data dilakukan dengan membuat angket yang diberikan kepada
teman-teman sejawat dan pejabat Pemko Batam di Puskesmas Baloi Permai. Untuk
memperkuat hasil penelitian pengumpulan data juga dengan mencari segala
informasi yang ada di internet.
Selain
membuat angket dan mencari informasi di internet, penulis juga mengamati
keadaan sekitar pada hari jum’at yaitu di instansi pemerintah, pusat industri,
pusat perbelanjaan, tempat penginapan (hotel), tempat kesehatan (rumah sakit
dan puskesmas setempat) dan sekolahan
D.
Teknik
analisis data
Berupa deskripsi data yang berupa
data-data (dimulai dari pengumpulan data, pengelompokkan data, analisis dan
kesimpulan.
Selain bentuk deskriptifnpenulis juga
menmpilkan data berupa statistik (hitungan statistik) dari keseluruhan
presentase yang menjawab pertanyaan masing-masing.
BAB
IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi
data
Dari
hasil persebaran beberapa angket dapat diketahui bahwa hasilnya sebagai
berikut:
1. Pengetahuan
bapak/ibu tentang budaya melayu.
2. Dari
mana bapak/ibu mengetahui budaya melayu?
1. Dimana
bapak/ibu mengetahui atau melihat budaya melayu diterapkan?
1. Budaya
melayu apa saja yang banyak ditemui di Kota Batam?
5. Menurut
bapak/ibu adakah hubungan antara baju kurung melayu dengan budaya islam, yang
diterpkan pada hari jum’at di Batam?
6.
Menurut bapak/ibu
apa alasannya banyak budaya melayu yang diterapan pada hari jum’at?
7. Bagaimana peran pemerintah agar budaya melayu di
Batam tetap terjaga?
1. Menurut
pengamatan bapak/ibu budaya apa sajayang banyak ditampilkan oleh sekolah?
B.
Analisis
data
Dari hasil yang telah
disebar dan diamati bahwa masyarakat Kota Batam masih kental dengan budaya
melayunya, walaupun banyak terjadinya pembauran antara suku-suku yang ada di
Indonesia namun masyarakat melayu yang ada di Batam masih bisa menunjukkan
keeksisan budayanya, salah satu jalan yang ditempuh oleh pemerintah Kota Batam
adalah memberikan kebijakkannya pada hari jum’at seluruh masyarakat Kota Batam
wajib mengenakan baju melayu yang dikenal selama ini adalah baju kurung melayu.
Dari
segi pelaksanaannya, awalnya masih janggal karena orang yang tidak biasa
memakai baju berkain panas ini, disuruh untuk mengenakannya pada hari jum’at.
Silih bergantinya waktu demi waktu masyarakat mulai beradaptasi untuk bisa
mengenakan baju melayu pada jam kerja, mulai dari anak sekolah negeri sampai
pejabat pemerintah Kota Batam pada hari jum’at di Batam
Memang
tidak mudah untuk mengenakan baju melayu ini, karena baju melayu ini identik
degn islam dalam pemkaiannya, yaitu menutupi seluruuh bagian tubuh, mulai dari
laki-laki dalam pelaksanaannyabiasanya mengenakan kopiah sebagi pengganti
tanjak yang biasanya dipakai untuk tutup kepala dan pakaian songket jarang
dipakai, jika menggunakan songket hanya untuk menghadiri acara penting. Untuk
yang perempuan, rambutnya dikonde kemudian diberi cabang-cabang seperti antena
sebagai penghias busana. Untuk pengganti rambut yang diberi konde srba sussah
dalam pemakaiannya apalagi untuk anak sekolah dan busana kaum PNS (Pegawai
Negeri Sipil) Kota Batam, maka Pemko Batam menggantinya dengan kerudung muslimsebagai
penutup kepala untuk menutup aurat.
Pemakaian
busana ini (melayu) diBatam identik dengan agama islam, bagi kaum non-muslim
perempuan tidak diwajibkan untuk mengenakan kerudung sebagai penutup kepala,
jadi mereka hanya mengenakan busana melayu dari badan hingga mata kaki tanpa
kerudung. Bagi kaum non-muslim laki-laki mengenakan kopiah atau peci juga tidak
diwajibkan boleh dipakai ataupun tidak dipakai tidak apa-apa sesuai selera
maing-masing.
Dari
hasil angket yang disebar dapat dinalisis bahwa masyarakat Kota Batam cukup
mengetahui budaya melayu ini disebabkan karena masyarakat Batam penduduknya
bermacam-macam suku, mereka mengenali budaya melayu rata-rata dari pembicaraan
orang-orang sekitar, kaum pendatang yang semula tidak mengenali sama sekali
budaya melayu mereka saling membaur satu sama lain antara suku asli dengan seku
pendatang sehingga mereka dapat berbahasa melayu dengan baik. Masyarakat melayu
di Kota Batam sering melihat budaya melayu pada acara-acara besar, di sekolahan
dan di kantor pemerintahan. Yang paling banyak dilihat sebagian besar adalah d
sekolahan, karena pendidikan SD hingga SMA pelaksanaan baju kurung melayu
dilaksanakan setiap hari jum’at. Budaya melayu yang paling banyak diterapkan
adalah memakai baju kurung melayu , tarian melayu, dan lagu melayu. Untuk baju
kurun melayu dan tarian melayu banyak diterapkan di sekolahan. Untuk lagu
melayu biasanya ditemui pada masyarakat melayu yang suka menyanyikan lagu
melayu di kampungnya dan ditemui pada acara perkawinan suku, ras melayu, serah
terima jabatan pimpinan Pemko Batam, acara promosi daerah, acara bazar besar
dan acara kecil lainnya. Banyak orang yang mengatakan bahwa antara baju kurung
melayu dan budaya islam ada hubungannya yang sangat menonjol. Diantaranya
adalah baju melayu sengaja dibuat untuk menutupi aurat, hal ini mengingatkan
kita untuk selalu menutupi auat dimanapun berada, walaupun pesan ini sangat
implisit dan tidak dipikirkan banyak orang, sesunggguhnya makna yang terkandung
didalamnya sangatlah besar.
Pemakaian
baju melayu ini kebanyakan dilaksanakan pada hari jum’at, mulai dari sekolah
hingga Pemko Batam. Hal ini disebabkan
karena mengingatkan kita, setelah melakuakan pekerjaan pada siang hari jam 11
siang agar tidak lupa untuk melaksanakan Sholat Jum’at, dan mengingatkan kita
bahwa budaya mwlayu di batam masih tetap ada.
Adapun
budaya melayu yang paling banyak ditampilkan oleh sekolah-sekolah negeri di
Pulau Batam adalah tarian melayu, baju melayu dan musik melayu. Untuk pemakaian
baju melayu dilaksanakan pada hari jum’at saat KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) pukul
07.25-11.30 WIB, untuk tarian melayu dilaksanakan sebelum jam KBM, yaitu
pukul 07.00-07.25 WIB. Sebagai teknisnya
adalah seluruh siswa dikupulkan dalam satu lapanagan kemudian dipandu dengan
penari profesional yang berasal dari siswa itu sendiri. Siswa menari
menggunakan seragam melayu sekolah masing-masing dan diiringi oleh musik
melayu, biasanya lagu melayu yang diputar sebanyak tiga, masing-masing
durasinya berkisar 5-6 menit, sehingga tarian yang ditampilkan sebanyak tiga
juga. Tarian paling utam adalah “Tari Persembahan”, tarian ini dibawakan pada
saat awal menari lalu dilanjuutkan dengan tarian berikutnya.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Batam
merupakan pulau yang dijadikan kota, dengan pertumbuhan penduduk yang sangat
pesat sehingga menjadikan kota ini menempati urutan kedua kota terbesar setelah
Medan untuk wilayah Sumatera. Dahulu Batam dihuni oleh orang laut yang hidupnya
berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lainnya, lama kelamaan makin
membesar sehingga menempati sebagian wilayah Pulau Batam.
Karena
lokasinya sangat strategis dengan jalur lintas dunia dan banyaknya kebudayaan
masyarakat bercampur degan kebudayaan luar, maka Pemko Batam membuat peraturan
untuk menjaga identitas buday melayu agar tetap terjaga. Peraturannya adalah
agar setiap hari jum’at seluruh sekolah negeri sampai pejabat Pemko Batam
mengenakan baju melayu.
Pelaksanaan
kebudayaan melayu ini memang sengaja dilaksanakan pada hari jum’at, karena hari
jum’at adalah hari yang sangat mulia bagi umat islam dan pada hari jum’at bannyak
terjadi peristiwa-peristiwa pentig bagi umat islam. Karena sebagian orang
melayu banyak beragama islam, maka islam
dijadikan sebagai akar dari kebudayaan melayu. Alasan lain lagi diterapkan
budaya melayu pada hari jum’at adalah untuk menumbuhkan sikap kecintaan
terhadap nilai-nilai luhur budaya melayu yang berlandaskan islam, sekaligus
membuktikan bahwa budaya melayu di Batam masih ada dan sangat kental denga
islam.
Untuk
sekolah negeri tingkat SD hingga SMA sebelum KBM pada hari jum’at diharuskan
untuk menari tarian melayu selama 20 menit dengan diiringi musik melayu, tarian
yang wajib adalah tarian Persembahan.
Peranan
pemerintah terhadap pelaksanaankebudayaan melayu ini sudah baik, mengena di semua
lini mulai dari: sekolah negeri hingga pejabat Pemko Batam.
Pengaruh
budaya islam terhadap budaya melayu sangat banyak. Diantaranya adalah pemakaian
busana melayu yang menutupi seluruh bagian tubuh, baik laki-laki maupun
perempuan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga auratnya masing-masing.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam agama islam ialah setiap individu harus
menutupi auratnya masing-masing. Selain pemakaian busana melayu, pengaruh islam
juga terdapat pada syair, pantun, puisi,
sajak, Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Contohnya yang paling konkret
yaitu pada Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji, terdapat banyak makna/petuah
hidup yang diambil dari ajaran islam. Bahkan kata orang melayu penggunaan syair
dan pantun terasa lebih berkesan untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang
berlandaskan islam.
Selain
pada Gurndam Dua Belas, pengaruh islam juga terdapat pada lagu melayu yang
menggunakan alat musik gambus, dan iramanya hampir sama dengan musik arab.
Pada
intinya seluruh budaya melayu rata-rata berasal dari budaya islam. Islam
digambarkan sebagai penanda utama bagi orang melayu membedakan orang melayu
atau rang tidak melayu. Kuatnya identitas islam dalam diri orang melayu
menyebabkan islam tidak bisa dipisahkan dari diri mereka sehingga sampai
matipun islam menjadi agama orang melayu.
B.
Saran
Walaupun
budaya melayu kental dengan agama islam beserta budayanya, namun tidak menutup
kemungkinan bagi umat nnonislam untuk melaksankannya. Budaya melayu tidak
mengenal paksaan untuk melaksankan walaupun mereka yang melaksanakan nya
berbeda agama. Sesungguhnya perbedaan agama bukan menjadi faktor penghambat
kemjuan buday melayu. Tapi jadikanlah perbedaan agama sebagai pemersatu budaya
melayu agar dapat bertahan sepanjang masa.
Pelaksanaan
budaya melayu yang dilakukan oleh Pemko Batam sudah cukup baik, namun dari segi
pelaksanaannyadibutuhkan kesadaran dan keikhlasan hati untuk melaksanakannya.
Dari korespodensi yang menjawab pertanyaan nomor 7, banyak yang menjawab
peranan pemerintah terhadap budaya melayu agar dapt ditingkatkan lagi dan
membuat program-program lagi agar lebih eksis.
DAFTAR PUSTAKA
Nababan,
Dian.2008. Intisari Bahasa Indonesia
untuk SMA. Jakarta : Kawan Pustaka
Soekmono, R.
2008. Pengantar Sejarah Kebudayaan
Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius
http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:
Kota_Batam
LAMPIRAN I
ANGKET
TENTANG PELAKSANAAN BUDAYA MELAYU DI BATAM PADA HARI JUM’AT
Tujuan:
Mengetahui pelaksanaan budaya melayu di Batam
1.
Seberapa tahu
Saudara tentang budaya melayu?
a. Tahu
banyak
b. Cukup
tahu
c. Sedikit
tahu
d. Tidak
tahu
2.
Dari mana Saudara
mengetahui tentang buday melayu?
a. Dari
televisi
b. Dari
internet
c. Dari
media massa
d. Dari
pembicaraan orang
3.
Dimana
mengetahui atau melihat melayu diterapkan?
a. Di
sekolahan
b. Pada
acara-acara tertentu
c. Di
kantor pemerintahan
d. Semua
jawaban diatas benar
4.
Budaya melayu
apa saja yang banyak ditenui di Kota Batam
a. Baju
kurung, tarian, lagu melayu
b. Dialek
masyarakat
c. Pilihan
a dan b benar
d. Tidak
tahu
5.
Menurut Saudara
adakah hubungan antara baju kurung melayu dengan budaya islam, yang direpkan
pada hari jum’at di Batam?
a. Banyak
sekali
b. Sedikit
c. Tidak
sama sekali
d. Untuk
fashion
6.
Menurut Saudara
apa alasannya banyakbuday melayu diterpkan pada hari jum’at?
a. Supaya
mengingatkan kita agar melaksanakansholat jum’at setelah bekerja
b. Agar
mengingatkan kita bahwa suku asli Pulau Batam ini masih ada/eksis walaupun
banyak suku pendatang
c. Pilihan
a dan b benar
d. Lainnya
7.
Bagaimana peran
pemerintah agar budaya melayu di Batam tetap terjaga?
a. Biasa saja
b. Lebih
aktf lagi
c. Buat
program-program baru agar lebih eksis
d. Lainnya
8.
Menurut
pengamatan Saudara buday melayu apa saja yang banyak ditampilkan oleh sekolah?
a. Tarian
melyu dan baju melayu
b. Musik
melayu
c. Jawaban
a dan b benar
d. Tidak
ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar